BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seperti
terdapat dalam perkembangan sejarah, bahwa bimbingan dan konseling pada awalnya
hanya terbatas pada bimbingan jabatan misalnya, “job selection, job placemet” dan “job training”. Dengan cara ini, efisiensi dalam pekerjaan dapat
tercapai dan penepatan orang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang ada
padanya, sehingga kesulitan-kesulitan atau persoalan-persoalan yang berhubungan
denganpekerjaan dapat dihindarkan.
Di
samping bimbingan jabatan seperti apa yang telah dikemukakan di atas,
dirintislah bimbingan dalam segi lain, yaitu dalam segi pendidikan, seperti
yang dirintis oleh Jesse B. Davis. Dengan demikian di samping adanya bibmingan
dalam jabatan, yang menimbulkan “vocational
guidance,” ada pula bimbingan dalam lapangan pendidikan dan pengajaran,
yaitu yang merupakan ‘educational
guidance’.
Kenyataan
menyatakan bahwa sejahtera tidaknya seseorang tidak semata-mata bergantung
kepada tepat tidaknya seseorang tidak semata-mata bergantung kepada tepat
tidaknya ia menduduki dalam jabatan itu, atau juga tidak bergantung pada segi
pendidikannya, tetapi juga bergantung pada keadaan pribadi dan individu yang
bersangkutan. Banyak masalah yang timbul karena diri pribadi dan individu yang
bersangkutan. Oleh karena itu, timbullah bimbingan yang tertuju pada keadaan
pribadi seseorang, sehingga timbullah “personal
guidance”. Dengan demikian, di samping bimbingan dalam segi jabatan (vocational guidance) dan bimbingan dalam
segi pendidikan dan pengajaran (educational
guidance), dikenal adanya bimbingan pribadi (personal guidance).
Seperti
yang dikemukakan oleh Blum dan Halinsky, “Briefly,
there are three major types of counseling: vocasional, education, and personal.”
Artinya adalah singkatnya, ada tiga jenis utama konseling: kejuruan,
pendidikan, dan pribadi.”
Oleh
karena itu, secara teoritis, dapat dibedakan adanya bermacam-macam bimbingan
dan konseling. Akan tetapi, secara praktis sangat sulit atau boleh dikatakan
tidak memungkinkan untuk memisahkan antara satu dan yang lainnya.
Dengan
demikian, bimbingan dan konseling ditujukan bagi tiap-tiap aspek dan individu,
baik fisik, psikis maupun sosial dari individu yang bersangkutan. Oleh karena
itu, tidak mungkin memisahkan tiap-tiap bagian dengan bagian-bagian yang lain
-dengan kata lain- bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian-bagian
lainnya. Kalau kita membedakan satu dengan yang lain, perbedaan tersebut
hanyalah terletak pada titik beratnya. Bimbingan dan konseling pekerjaan tidak
dapat terlepas sama sekali dari hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan
pribadi individu yang bersangkutan. Hanya saja, dalam hal ini, unsur
pekerjaanlah yang merupakan unsur yang menonjol. Adapun dalam bimbingan dan
konseling pendidikan, faktor pendidikan merupakan faktor yang menonjol.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam-Macam
Bimbingan dan Konseling
Istilah
ragam bimbingan menunjukan dalam bidang kehidupan tertentu atau aaspek
perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan;
dengan kata lain, tentang apa yang diberikan bimbingan. Dalam kehidupan siswa
dan mahasiswa dapat dibedakan tiga bidang yang bagi mereka pentingyaitu bidan
setudi akademik, bidang perkembangan kepribadianya yang menyangkut dirinya
sendiri serta hubunganya dengan orang lain, bidang perencanan masa depan yang
menyangkut jabatan yang akan dipangku kelak. Dilihat dari masalah
individu, ada empat jenis bimbingan yaitu:
1. Bimbingan
Akademik
Bimbingan
akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam
memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatas kesukaran-kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan.[1]
Bimbingan
akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajr mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu
individu mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif,
membantu individu agar sukses dalm belajar dan agar mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tuntutan program/pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang
diharapkan.[2]
Unsur-unsur
program bimbingan di bidang beljar akademik
a. Orientasi
kepada siwa atau mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum
pengajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara beljar yang tepat , dan
penyesuaian diri dengan corak bersekolah yang bersangkutan.
b. Penyadaran
kembali secara berkala tentang cara beljar yang tepat selama mengikuti
pelajaran disekolah dan selam belajar di rumah, secara individual ataupun
kelompok
c. Bantuan
dalam memilih progaram setudi yang sesuai, memilih kegiatan kegiatan non
akademik yang menunjang usaha beljar dan memilih progaram setudi lanjutan
ditingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan
data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, serta
cita-cita hidup dan pengumpulan data tentang program program sutudi di
perguruan tinggi dalam bentuk brosur-brosur, buku-buku pedoman, kliping iklan
disurat kabar, dan sebagainya.
e. Bantuan
dalam hal mengatasi kesulitan kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun
dan mentati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan,
kurang dapat berkonsentrasi, kurang mengetahui cara belajar yang tepat
diberbagai bidang setudi, menghadapi keadan di rumah yang mempersulit belajar
secara rutin dan dll.
f. Bantuan
dalam hal membantu kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan kegiatan
belajar kelompok, supaya berjalan efisien dan efektif[3]
2. Bimbingan
Sosial Pribadi
Bimbingan
sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
memecahkan masalah masalah sosial priadi. Yang tergolong dalam masalh masalah
sosial pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman denaga dosen, serta
staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuain diri dengan linmgkungan
pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan
sosial pribadi diarah kan untuk mememantapkan kepribadoian dan memngembangkan
kemmpuan individu dalam menangani masalah-masalh dirinya bimbingan ini
merupakan layanan yang mengarah kan apda pencapaian pribadi yang seimbang
dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalan
yanag di alami oleh individu.
Bimbingan
sosial pribadi diberikan dengan cara mencipykan lingkunga yang kondusif,
interksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemamhaman diridan sikap
–sikap yang positif, serta ketrampilan-ketrmpilansosial pribadi yang tepat.[4]
Unsur-unsur
dalam bimbingan sosial pribadi
a. Informasi
tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui siwa remaja dan
mahasiwa antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan cara-cara
bergaul yang baik
b. Penyadaran
akan keadaan masyarakat dewasa ini yang semakin berkembang kearah masyarakat
modern , antra lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta
teknologi bagi kehidupan masyarakat
c. Pengaturan
diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siwa dan
masiswa misal mengadpi orang tua yang taraf kehidupanya lebih rendah dari
anak-anaknya
d. Pengumpulan
data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat sifat
kepribadian yang tampak dalam tingkah laku latar belakang keluaraga dan keadaan
kesehatan.
Bimbingan
karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan
dan pemecahan masalah-masalah karir seperti : pemahaman terhadap jabatan dan
tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi
lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan dan
pemecahan masalah-masalah karir yang dihadapi.
Bimbingan
karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai
bagian integral dari program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan
perkembangan kemampuan kognitif, afektif, maupun keterampilan individu dalam
mewujudkan konsep dari yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun
perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki
sistem kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan upaya bantuan
terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk kehidupannya
yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karir individu mampu
membentuk dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya secara
bermakna.
Bimbingan
keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan
harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan
menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif
dalam mencapai kehidupan yang bahagia.
Seiring
dengan berkembangnya iklim kehidupan yang semakin kompleks dan sasaran bantuan
yang semakin beragam, maka dewasa ini telah terjadi pergeseran orientasi
bimbingan, yaitu dari yang bersifat klinis (clinical
approach) menjadi perkembangan (developmental
approach). Bimbingan perkembangan ini bersifat edukatif, pengembangan dan outrech. Edukatif , karena titik berat layanan bimbingan ditekankan pada
pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau terapeutik, walaupun layanan
tersebut juga tidak diabaikan, pengembangan, karena titik sentral sasaran
bimbingan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu denagan
strategi/upaya pokoknya memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan
lingkungan perkembangan. Outrech, karena target populasi layanan bimbingan
tidak terbatas pada individu yang bermasalah, tetapi semua aspek kepribadianya
dalam semua konteks kehidupanya (masalah, target intervensi, setting metode,
dan lama waktu layanan). Teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik
pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling
(muro and kottman, 1995:5).
Bimbingan
perkembangan dilingkungan pendidikan merupakan pemberibatuan kepada seluruh
peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat
memahmi dirinya(potensi dan tugas-tugas perkembanganya), dan memahami
lingkunganya sehingga mereka mampu mengarahkan diri, menyesuaikan diri secara
dinamis dan konstruktif terhadap terhadap norma yang berlaku atau tuntutan
lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan kerja yang akan
dimasukinya kelak. Melalui pemberian layanan bimbingan mereka diharapkan dapat
menjadi lebih produktif, dapat menikmati kesejarahteraan hidupnya, dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti kepada keluarga, sekolah, lembaga tempat
mereka bekerja kelak, serta masyarakat pada umumnya.
[1] W.s. winkel. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Hal: 125
[2] Samsul yusuf dan A. Juntika nur ihsan. Landasan bimbingan dan
konseling hal: 11
[3] W.s. winkel. Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Hal:
126-127
[4] Samsul yusuf dan A. Juntika nur ihsan. Landasan bimbingan dan
konseling hal: 11